Seberkas Cahaya di Balik Badan Pekerja Tukang
Selang setahun lebih survei dan penyesuaian di lapangan, penyuntingan film “Workers” dimulai pada tahun 2019, kemudian dirilis di channel HBO ASIA di lebih dari 20-an negara di dunia pada tahun 2020.
Drama ini didasarkan pada sepasang kakak adik tukang besi dengan kepribadian yang berbeda. Kakak laki-laki Ah-Qi berkepribadian optimis, suka bermimpi, sementara adik laki-laki Ah-Qin berwatak pendiam dan keras, selalu membantu kakak menyelesaikan masalah. Berbeda dengan penitikberatan karya semula, episode diawali dengan impian Ah-Qi untuk menjadi kaya, seperti membangun candi untuk Phra Phrom, memelihara buaya di lokasi konstruksi dan lain sebagainya, Ia tidak saja menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri, tetapi juga menyeret rekan kerja dan keluarganya. Dengan plot yang penuh fantasi dan konyol, mampu membuat penonton menjadi berang namun juga tertawa lucu akan peran Ah-Qi. Atau mungkin juga ada sebagian orang yang berpikir jika impian Ah-Qi menjadi kaya dan membeli lotere, sangat tidak realistis, namun dalam kenyataan di mana menghadapi dilema tanpa memutarbalikkannya, tidak peduli seberapa keras ia berusaha tetap tidak mampu membeli rumah dalam proyek konstruksi tersebut… “Ini barangkali adalah cara yang paling memungkinkan dalam dunianya untuk bisa bangkit berdiri,” jelas Lin Ya-qing.
Setelah film ditayangkan, anak-anak para pekerja tukang, mulai menulis cerita mereka sendiri di internet. Ada juga penonton yang berbagi pengalaman dan memori sendiri dengan Jayde Lin, di mana dalam ingatan mereka, ayah pulang rumah selalu dalam kondisi bau dan kotor, sehingga tidak suka berinteraksi dengan sang ayah. Namun karena adanya film ini, kini telah terdapat kesamaan topik dengan sang ayah. Film “Workers” tampaknya melonggarkan simpul hati di antara manusia, sehingga memungkinkan semua orang menemukan kehangatan dalam film tersebut, sama seperti yang dikatakan Cheng Fen-fen di saat penayangan khusus, “Saya berharap usai menonton, semua orang dapat peduli kembali dengan orang yang berada di sekelilingnya, mampu melihat seberkas sinar dari setiap peran yang ada.”
The Kong-Ke Museum yang berada di sebelah lokasi konstruksi, memasukkan unsur ramah lokasi konstruksi, sehingga turut membuka kemungkinan baru bagi keberadaan kantor konstruksi.