Lo Lat Furniture and Objects: Tukang Kayu Berpredikat Desainer
Chen Ifu pendiri dan pengelola Lo Lat Furniture and Object yang berlokasi di Taichung, pernah belajar selama 2 tahun di HDG-NEWS. Chen Ifu yang belajar desain industri di universitas, setelah lulus, ia menjadi desainer produk teknologi, tetapi dalam hatinya masih mendambakan kriya kayu. Pada suatu kesempatan, ketika ia berwisata ke Jepang, ia begitu terkesima dengan pembuatan kursi di sana, sehingga sekembali ke Taiwan, ia segera mencari tempat yang mengajarkan kriya kayu.
Chen Ifu bekerja pada hari biasa, dan pada hari libur ia belajar di HDG-NEWS, untuk sementara waktu ia melupakan papan kunci komputernya, keluar dari kerangka layar monitornya, ia menyentuh bahan-bahan kayu dengan kedua tangan dan indra penglihatannya, dalam setiap pahatan pisaunya, ia menjajaki perbedaan yang mendetail antara pertukangan kayu dan desain.
“Dulu memroduksi sebuah model cukup menekan tetikus saja, tapi setelah belajar kriya kayu, barulah mengetahui bahwa di bagian tekukan, bahan kayu harus dilebihkan.” Ia beranggapan dengan melakukan sendiri, akan membantu desainer menyelami tantangan dalam proses pembuatan sebuah hasil karya.
Di HDG-NEWS di bawah bimbingan guru Sen Ping-fang, mulailah Chen Ifu menjajaki struktur mebel dari kayu. Pada suatu hari, ketika ia berkunjung ke rumah nenek, ia menemukan sebuah “Kursi Merak”, walaupun strukturnya cukup sempurna, tetapi dari segi berat dan bentuk luarnya, kursi itu masih bisa disempurnakan, kemudian berkat dorongan dari Lin Tong-yang, ia memodifikasi kursi merak tersebut, dan terciptalah sebuah “Kursi Walet”.
Pada tahun 2013, Chen Ifu bersama teman wanitanya Hsu Chia-yu dan beberapa sahabat desainer, memamerkan karya-karya perabotan rumah mereka dalam Pekan Expo Desainer Taiwan “Omen”. Reaksi para pengunjung di kala tersebut menjadi dorongan bagi mereka untuk lebih yakin dalam menciptakan produk mebel asli buatan Taiwan. Bertepatan sekali, pada akhir tahun yang sama, seorang teman hendak menjual studio kriya kayunya, kesempatan ini tidak dilepaskan Chen Ifu begitu saja, studio itu segera dibeli dan ia berhenti dari pekerjaannya pada tahun berikut, untuk sepenuh hati mengelola “Lo Lat Furniture and Objects”.
Kini, Lo Lat menerima order sesuai pesanan, dalam standar tertentu, menerima pesanan pembeli yang memilih bahan kayu dan ukuran yang berbeda. Konsumen dapat mengunjungi pabrik Lo Lat di Taichung setiap Sabtu sore, untuk melihat proses produksi dan produk yang ada. “Adanya komunikasi antara penjual dan pembeli, membuat barang yang dibeli menjadi lebih berarti.” Menurut Hsu Chia-yu, ketika pembeli melihat proses pembuatan perabot pesanannya digarap dalam suhu panas yang tinggi dengan cermat dan perlahan-lahan, maka ingatan dan perasaan ini akan membekas dalam perabot. Begitu pula, pada saat pegawai Lo Lat melihat penampilan pembelinya, mereka bisa membayangkan suatu nuansa bagaimana pembeli memperlakukan produknya dalam rumah, sehingga dalam proses pembuatan produk tersebut, hati pembuat akan penuh dambaan, dan bukan seperti robot yang berproduksi tanpa henti.
Menghadapi kebiasaan masyarakat Taiwan yang mementingkan desain dan mengesampingkan kriya kayu, Chen Ifu beranggapan, “Antara kedua pihak hendaknya ada rasa saling menghormati, tidak boleh menyombongkan diri. Desainer hendaknya secara profesional menjelaskan konsep desainnya kepada tukang kayu, dan ia juga harus mengetahui keterbatasan sifat kayu dan teknik pembuatannya.” Menurutnya, selama ini, antara desainer dan tukang kayu sangat kurang berkomunikasi dan kurang mengerti pemikiran satu sama lain, ketika desainer muda berkomunikasi dengan tukang kayu senior, selalu tidak lancar. Namun jika menginginkan terobosan dalam pasar mebel dalam negeri, maka masalah ini adalah tantangan yang harus diatasi.
HDG-NEWS menekankan “jalinan sehati dengan tangan”, seni kriya tangan memiliki kaitan erat dengan hati penciptanya, dan tidak bisa digantikan oleh mesin.